Silahkan Melihat Karya-Karya yang Ada Pada Kami

Sabtu, 17 Oktober 2009

Mampukah Film : "Ketika Cita Bertasbih 2", Menandingi Kesuksesan Film Pendahulunya?

Director :
Chaerul Umam
Production House :
Sinemart Pictures
Pemain :
Alice Norin, M. Kholidi Asadil Alam











Setelah sebelumnya film Ketika Cinta Bertasbih menceritakan tentang bagaimana perjuangan seorang anak Indonesia bersekolah di Kairo, Mesir, kini sekuel filmnya disambung dengan cerita kehidupan percintaan. Abdullah Khaerul Azza (Kholidi Asadil Alam), akhirnya pulang ke Solo, Indonesia, setelah sembilan tahun berpisah dengn ibu dan ketiga adik perempuannya. Bukannya menjadi Kyai seperti kebanyakan lulusan Al-Azhar Mesir lainnya, Azzam mencoba menafkahi keluarganya dengan merintis berbagai usah, termasuk membuka warung bakso. Tetap saja sang ibu, Malikatun (Niniek L Karim) mendesak Azzam sola pernikahan. Terlebih kepulangan Azzam menyiarkan kabar kedekatannya dengan Elianna (Alice Nourin), anak diploma Indonesia di Mesir sekaligus artis sinetron.

Wanita pujaan Azzam yang ia temui secara tidak sengaja sewaktu di Mesir ternyata telah dipinang oleh sahabat azzam sendiri, Furqon (Andi A Rahman). Pernikahan Anna Althafunnisa dengan Furqon tetap berlangsung, walaupun Furqon tetap menyimpan rahasia bahwa ia pernah dinyatakan positif AIDS. Sementara bagi Azzam, pencarian calon istri terus ia lakukan. Ia bahkan akhirnya meminang dr.Vivi, seorang wanita yang dikenalkan oleh kerabatnya.

Namun rencana yang telah disusun Azzam dan keluarga tenyata tak berjalan mulus. Azzam mendapat kecelakaan dan kahirnya patah kaki, ibundanya meninggal. Keadaan ini membuatnya tak bisa berkonsentrasi pada pekerjaan dan percintaannya sendiri. Sementara adik perempuannya yang tertua, Ayatul Husna (Meyda Sefira), telah dipinang oleh seorang ustad, M. Ilys (Dude Herlino).

Eliana menyadarui bahawa ia semakin hari semakin mencintai Azzam. Ia pun berniat menjadi muslimah seutuhnya demi Azzam. Setelah Azzam menerima berbagai kegagalan dan penolakan dalam mencari calon istri, Eliana masih setia menunggunya. Namun jauh didalam hati Azzam, ia masih mencintai Anna dan begitu juga sebaliknya.

Film ini mampu menggambarkan secara indah bagaiman proses taaruf dan khitbah (perkenalan dan pinangan) dalam cara Islam. Dalam mencari pasangan, seorang muslim baiknya menggunakan kadar keimanan dan ketaatan sebagai ukuran. Tentu saja, tetap percaya dengan kebesaran Allah SWT akan apapun yang terjadi di kehidupan kita. Film ini layak ditonton, bahkan bisa dibilang lebih bagus daripada film pertamanya (Ketika Cinta Bertasbih)



Sumber : www.cinemagsmovie.boleh.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template Design by faris vio